Q : Mba, emangnya kalo ada gigi berlubang pas lagi hamil bahaya ya?
A : ... (mikir cari jawaban)
Kadang merasa sedih kalo ditanya tibatiba langsung ilang ingatan .. sekejap ilmunya langsung ilang atau emang ..
JAWABAN :
IYA. karena penyebab dari gigi berlubang adalah bakteri (Streptococcus mutans). Bakteri ini dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, sehingga bakteri tersebut dapat dengan cepat mencapai jantung. Apabila hal tersebut terus menerus berlangsung, dapat menyebabkan gangguan jantung pada ibu hamil.
----------------------------------
Kebanyakan Ibu hamil lebih memprioritaskan perawatan-perawatan khusus (seperti perawatan payudara untuk memperlancar ASI dll) sedangakan perawatan kehamilan (seperti perawatan gigi) kurang diperhatikan. Penting untuk melakukan perawatan gigi, diantaranya :
a) Ibu yang menglami infeksi gusi dapat menularkan infeksinya kepada janin melalui peredaran darah plasenta. Pada kasus yang diteliti tersebut terbukti kuman Fusobacterium nucleatum yang menginfeksi gusi ibu, juga ditemukan dalam tubuh janin. Bila infeksi tersebut berlangsung dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan resiko yang sangat membahayakan yakni keguguran.
b) Ibu hamil yang menderita gangguan kesehatan gigi dan mulut beresiko 3-5x lebih besar melahirkan bayi premature dan bayi dengan berat badan lahir rendah.
c) Perawatan gigi dan mulut selama kehamilan, bermanfaat menurunkan resiko terjadinya preklamsia atau keracunan selama kehamilan sebesar 8%. Selain itu, perawatan gigi dan mulut selama kehamilan dapat menghindari resiko bayi lahir dengan berat badan rendah serta resiko lahir premature.
----------------------------------
Beberapa hal yang dikeluhkan ibu hamil seputar kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan :
a) Ibu hamil sering merasa giginya terasa sakit dan ngilu. Rasa sakit dan ngilu tersebut disebabkan karena adanya peningkatan kerja toksin yang berfungsi membunuh kuman penyebab kerusakan gigi. Peningkatan kerja toksin tersebut terjadi karena ibu hamil yang sering merasa mual, malas menyikat gigi 2x sehari. Hal ini akibat adanya prespeksi apabila menyikat gigi akan memicu rasa mual.
b) Gusi ibu hamil sering terlihat bengkak, meradang dan lebih sensitif. Hal tersebut disebabkan karena adanya plak sisa-sisa makanan yang menempel pada gusi yang menyebabkan peradangan pada gusi (gingivitis). Namun perbedaanya, peradangan gusi ibu hamil lebih parah dibandingkan yang tidak hamil meskipun jumlah plak yang menempel pada gusi sama. Hal ini disebabkan karena selama kehamilan terjadi peningkatan hormon esterogen dan progesteron yang memicu pelepasan histamine danenzime proteolitik. Sehingga terjadi peningkatan respon peradangan gusi yang berbeda dari peradangan gusi pada kondisi tidak hamil. Peradangan pada gusi menyebabkan pembengkakan gusi, gigi goyang.
c) Sariawan (apthae) disebabkan karena adanya perubahan hormon selama kehamilan, tergigit, atau akibat penurunan daya tahan tubuh.
d) Bau mulut (halitosis), disebabkan akibat kerusakan gigi dan peradangan gusi selama kehamilan.
----------------------------------
Bahaya dan dampak negatif akibat perawatan gigi dan mulut yang salah selama kehamilan :
a) Infeksi gigi yang dialami ibu hamil juga dapat menyebabkan infeksi pada janin yang sedang dikandungnya. Hal ini terjadi karena bakteri penyebab infeksi pada gigi menyebar kepada janin melalui sirkulasi darah pada plasenta.
b) Ibu hamil dengan gangguan gigi dan mulut sering merasa malas makan karena ketidaknyamanan saat mengunyah dan menelan. Sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi pada janin pun berkurang. Hal ini bila terus menerus terjadi, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan akibat janin kekurangan gizi. Bila terus berlanjut, dapat beresiko bayi lahir dengan berat adan rendah.
c) Sakit dan ngilu yang disebabkan karena kerusakan gigi dapat mengganggu kualitas tidur dan istirahat pada ibu hamil.
Ibu hamil dengan kerusakan gigi yang cukup parah, dapat erangsang keluarnya hormon prostaglandin yang bersifat menimbulkan kontraksi yang kuat pada rahim. Bila hal ini terus terjadi, dapat menyebabkan resiko bayi lahir premature dan bahkan terjadi keguguran.
sumber : Majalah Cobra & Campus
0 komentar